Cerpen _ OCHA _ ICIL
"Oji, Oji..." itulah yang Acha panggil setiap melewati rumah Ozy. Tiba-tiba, Ozy datang membawa koper. Acha pun mendekati Ozy.
"Ji, mau kemana? Kok bawa kopel gitu?" tanya Acha. Ozy pun menggeleng.
"O...o..jjj..iii... Oji mau pin dah, Cha." ujar Ozy lirih dengna mata berkaca-kaca. Acha langsung tertunduk.
"Kenapa Oji mau pindah? Oji udah enggak mau beltemen lagi ama Acha?" tanya Acha ketir. Ozy menatap Acha yang sedang menunduk.
"Oji cayang banget ama Acha... Oji enggak mau ninggalin Acha
cendirian... Tapi ini kemauan ayah dan mama Oji, Cha..." Ozy langsung
memeluk Acha.
"Acha enggak mau kalau Oji pindah..." isak Acha dalam pelukan Ozy. Acha mempererat pelukannya.
"Ntal Oji bakal kesini lagi kok... aCha jangan nangis ya,,, oji enggak
suka kalau Acha jadi anak cengeng." ujar Ozy. Ia membelai rambut Acha
dan menghapus air mata Acha.
"OZY..." panggil ayahnya. Ozy pun
segera melepaskan pelukannya. Ozy pun membawa kopernya lalu masuk ke
dalam mobil. Acha menekukkan kakinya lalu menangis.
"OZY...Jangan pelnah lupain Achaaaa!!!" teriak Acha dalam isakannya. Ozy pun hanya dapat mengangguk.
Itulah kejadian sebelas tahun yang lalu. Sekarang umur Acha sudah 15
tahun. Acha masih setia menanti Ozy, hatinya sudah dikunci hanya untuk
Ozy. Jika Acha melewati rumah kediaman Ozy yang dulu, pasti ia selalu
memanggil nama OZY.
"Zy, kapan gue bakal ketemu lu?" batin Acha selalu bertanya-tanya.
Hari ini adalah hari pertama Acha MOS.
TEETT...TEETTTT!!!! bunyi bel
Semua anak kelas 10 berkumpul di AULA untuk mengikuti MOS.
"Perkenalkan nama gue AHMAD FAUZY ADRIANSYAH biasa dipanggil Ian." ujar
Ozy/Ian yang menjabat sebagai ketua osis. Acah tertegun mendengar nama
itu. "OZY..." itulah yang terbayang di otak Acha.
"Nama gue,
Muhammad Raynald Prasetya... gue biasa dipanggil dengan nama Ray." ujar
Ray yang menjabat sebagai wakil ketua osis. Dan anggota osis lainnya
ikut memperkenalkan diri.
"Oke, kita akan dibagi menjadi
beberapa kelompok yang dibacakan namannya silakan maju ke depan. Silakan
Ray, lu yang baca." ujar Ozy santai. Ray pun mengangguk.
"Kelompok Gocap, Sivia, Obiet dan Rio. Kelompok Mejiku, Agni, Cakka dan
Acha." Ozy pun tertegun mendengar nama Acha. Acha pun maju depan. Ozy
menatap Acha dengan tatapan bersahabat.
"Moga aja lu enggak pernah lupain gue, Zy..." ujar Acha lirih.
"Cha, gue bakal nunggu lu sampe kapan pun..." ujar Ozy lirih.
^*^**^*^**^**^*^**^*^*^*^*^*^*^**^*^*^^*^*^*^*^*^*^*^*
"Oke, karena hari ini gue sedang berbaik hati, jadi gue enggak bakalan
nyuruh/ngerjain kalian..." ujar Ozy santai. Semuanya lansung
terlonjak-lonjak kecuali Acha.
"Tapi..." semua langsung diam ketika mendengar kata T-A-P-I
"Tapi apa, kak?" tanya Agni.
"Yang namanya gue sebutin lu harus tetep disini. Dan yang lainnya boleh
keluar, terserah kalian mau ngelakuin apa yang penting melakukan yang
waras-waras. Gimana?" tanya Ozy. Semuanya pun langsung berkerubung
kecuali Ozy.
"Heh? Gimana nie?" tanya Cakka.
"Jangan mau deh." ujar Acha.
"Tapi, lumayan kalau keluar." ujar Agni.
"Tapi kan kasihan anaknya." ujar Acha.
"Iya juga sih?" ujar Cakka.
"Ntar kalau diapa-apain gimana?" ujar Agni.
"Mendingan lu tanya deh, Kka... apa yang bakal dia lakuin sama anak yg
dia pilih..." ujar Acha. Sebenarnya Ozy mendengar suara Cakka, Acha dan
Agni tapi pura-pura tidak mendengar. Cakka pun mendekati Ozy.
"Kak, emangnya mau kamu apain anaknya?" tanya Cakka merinding. Ozy pura-pura berpikir, Ide jail.
"Mau gue, peluk, cium pipinya dan cium bibirnya." Semuanya pun langsung melotot.
"GILA." ujar Acha keceplosan.
"Lu maho ya, kak?" tanya Cakka watados. Ozy pun langsung menjitak Cakka.
"Sialan amat lu bilang gue maho... padahal lu kan ya yg maho?" ujar Ozy. Cakka malah melotot. Acha pun segera menengahi.
"Gimana nih jadinya? kok maho-mahoan?" ujar Acha kesal. Ozy dan Cakka pun melirik Acha.
"Lu lesbi ya?" tanya Cakka. Acha yang sedang kesal pun memuncak emosinya. Ia langsung berlari keluar dari ruangan.
"Gue salah ngomong yaa?" tanya Cakka watados.
"BANGET!" ujar Ozy dan Agni berbarengan.
"Yah.... gimana dong?" tanya Cakka yang merasa bersalah.
"Gue mau nyamperin Acha dulu... Lu semua jangan ada yg ikut... lu semua
bermasalah!" ujar Agni yg ikut kesal. Cakka pun hanya garuk-garuk
kepala, sedangkan Ozy mondar-mandir kayak supir angkot.
Tiba-tiba Acha dateng dengan Agni. Cakka langsung meluk Acha, membuat merah pipi Acha. Ozy pun kesal dengan tingkah Cakka.
"EHEM! EHEM!" dehem Agni dengan keras. Cakka pun langsung melepas pelukannya.
"Cha, gue minta maaf ya..." ujar Cakka. Acha pun mengangguk. Ozy pun menyerobot Cakka.
"Chantik, gue juga minta maaf banget..." ujar Ozy. Acha pun menganguk
lalu Ozy langsung memeluk Acha. Cakka dan agni langsung melongo. Acha
tertegun dengan tingkah Ozy.
"Cha, gue kangen ama lu... gue
suka ama lu... rasa ini enggak bisa dipendem lagi, gue pengin lu tahu
kalau gue sangat sayang sama lu... maafin gue dah pernah bikin lu sakit
hati, marah dan kecewa ama gue... Gue Cinta lu sampai kapanpun..." isak
Ozy dalam pelukan Acha. Cakka pun merangkul Agni lalu menyeandarkan
kepalanya dibahu Agni. Agni hanya diam. Acha juga tidak kuat lagi
memendung tangisannya.
"Gue juga kangen ama lu, Zy... gue suka
sama lu dari waktu kita ketemu... Lu enggak pernah bikin salah apa-apa
sama gue... Gue cinta ama lu..." isak Acha. Ozy mempererat pelukannya.
"Hua... gue tragiss..." ujar Cakka sambil mengelap air matanya.
"Cicak dasar lebay!" cibir agni. Padahal mata Agni sudah berkaca-kaca.
"Lu mau enggak jadi pendamping untuk selamanya..." ujar OZy tersedu-sedu.
"Gue Mau..." ujar Acha lirih.
semenjak saat itu mereka menjadi pasangan, tapi masih pacaran ea blum nikah,,
hhee,, :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar